Jumat, 30 Juli 2010

HASNA MO SHOLAT SHUBUH..

Selepas shalat maghrib berjama’ah, dengan gaya bicara kekanak-kanakan istriku berkata:”Ayah..ayah..tadi di cekolah Ibu guru bertanya..Siapa yang tadi sholat shubuh? Coba angkat tangan!”
“Dede Hasna jawab apa?” tanyaku kepada anak keduaku yang dimaksud Dede Hasna sama istriku.
“Saya!!!” jawab Hasna sambil mengacungkan tangannya dengan senyuman yang menawan.
“Khan tadi shubuh Dede Hasna tidak sholat..” timpalku
“Biarin…” jawabnya tapi dengan mimik muka malu
“Ayah sich..kalo bangun shubuh Dede nggak pernah dibangunin!” lanjutnya. Emang anakku yang satu ini ada kebiasaan menyerang balik kalo merasa disudutkan.
Aku melihat jam. Jarum jam menunjukkan pukul 20.30 WIB. “Kalo mo dibangunin shubuh, Dede harus tidur sekarang pintaku”.
“Iya ..Dede mo tidur..tapi awas kalo tidak dibangunkan sholat shubuh” jawabnya meminta kepastian.
“Iya.. insya Allah bangunkan shubuh..” jawabku meyakinkan.
Jam 04.30 aku dan istriku sudah terbangun. Lalu aku menghampiri kedua anakku Irfan dan Hasna yang tampak terlelap tidur. Ada keengganan untuk mengganggu kenikmatan tidur mereka. Tapi aku telah berjanji kepada mereka untuk mengajaknya shalat shubuh.
“A…AA….sudah mo adzan shubuh..bangun” bisikku ditelinga Irfan. Tak lupa punggungnya aku gosok-gosok pelan. Perlahan-lahan matanya yang masih terpejam bergerak-gerak tanda kesadarannya perlahan terkumpul. Kemudian matanya terbuka, mengerdip-ngerdip…dan akhirnya menatap aku.
Aku beralih ke anak keduaku. “Hasna..Dede…Hasna…Shubuh…Katanya Dede mo sholat shubuh bareng ayah” bisikku ditelinganya. Berbeda dengan kakaknya, mata Hasna langsung terbuka. “Hasna mo ikut ayah shalat ke mesjid?” tanyaku. Hasna mengangguk.
“Ayo kita ambil wudhu dulu..” Kata istriku. Tangannya meraih tangan mungil Hasna. Dibimbing istriku, kedua anakku bersiap dan mengambil wudhu.
Tadinya aku akan pergi ke mesjid. Tapi karena persiapan anakku perlu cukup waktu dan sudah dipastikan akan tertinggal berjama’ah serta aku membayangkan betapa nikmatnya bisa berjama’ah dengan istri dan kedua anakku, aku putuskan untuk shalat berjama’ah di rumah.
“AA komat..AA komat” kata Hasna sambil melirik kakaknya, Irfan. Irfan pun komat. Aku mulai memimpin shalat. Lucunya, setiap aku membacakan Al Fatihah, Hasna selalu meniruku dengan suara yang keras. Tidak pas banget..karena dia baru belajar.
Selesai shalat dan berdo’a, istriku menyalami dan menciup punggung tanganku. Irfan dan Hasna pun meniru.
“Ya Rabb jadikanlah istri dan anak-anakku orang-orang yang senantiasa menyedapkan pandanganku dan jadikanlah kami dari golongan orang-orang yang senantiasa menegakkan sholat. Amiin”
Pembaca, saya sangat berterimakasih kepada Guru anak-anakku yang menanyakan apakah anak-anakku sudah sholat. Tinggal aku sebagai orang tua mampu tidak memberikan teladan dengan istiqomah.

Rabu, 21 Juli 2010

MOTIVASI SALES 3 : BELAJAR DARI LOMBA MEWARNAI


Seorang kawan yang bergerak dalam direct selling buku yang harga per setnya jutaan rupiah pernah bilang kepada penulis: “Jual buku murah atau jual buku mahal, cara dan energi yang dikeluarkan sama saja. Cuma yang membedakannya adalah target market dan hasilnya. Jual buku mahal target marketnya harus lebih selektif dan hasil penjualannya jauh lebih besar." Perkataan teman penulis itu ada benarnya.
Berikut sebuah game sederhana yang terpikir begitu saja ketika penulis memberikan motivasi kepada tim direct selling yang ada hubungannya dengan perkataaan teman saya itu.

Penulis menyediakan 2 lembar kertas dan 2 buah spidol besar. Pada kedua kertas itu penulis menggambar lingkaran, kertas yang satu lingkarannya kecil (1/4 luas kertas) dan kertas yang kedua lingkarannya besar (1/2 luas kertas). Kedua kertas tersebut beserta spidolnya diserahkan kepada 2 orang sales.

Kemudian penulis menginstruksikan kepada kedua sales tersebut untuk mengarsir/mewarnai lingkaran yang ada pada kertas yang dipegangnya dan diberi waktu 1 menit. Ajaib..pada detik terakhir ketika penulis mengatakan “Stop”, ternyata kedua sales telah mengarsir penuh lingkaran yang ada pada kertasnya. Mengapa bisa demikian?

Ternyata sebabnya adalah pada gerakan tangan si sales. Sales yang mengarsir lingkaran kecil, gerakan tangan saat mengarsir pendek-pendek. Sedangkan sales yang mengarsir lingkaran besar gerakan tangan saat mengarsir panjang-panjang. Kemudian motivasi sales yang mengarsir lingkaran besar ternyata lebih kuat untuk bisa selesai sama dengan rekannya yang mengarsir lingkaran kecil.

Pembaca, dari game sederhana ini dapat diambil pelajaran sebagai berikut:
•Lingkaran Besar dan Lingkaran Kecil adalah perumpamaan target penjualan sedangkan gerakan tangan mengarsir diumpamakan upaya sales untuk melakukan penjualan.
•Agar dapat dicapai hasil penjualan yang maksimal, biasakanlah sales menetapkan target yang besar. Karena dengan target yang besar, seluruh potensi berfikir, tenaga dan kemampuan si sales akan lebih dimaksimalkan.
•Ternyata apa yang dikatakan teman saya diatas benar dan teruji.
•Game ini cocok juga untuk memaksimalkan usaha entrepreneurship.

Mungkin Anda mau mencoba game ini? Silahkan dan tuliskan kesimpulan Anda demi kemajuan Anda sendiri. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Senin, 19 Juli 2010

MOTIVASI SALES 2 : BELAJAR DARI MENGGAMBAR


Dalam pertemuan pertama dengan calon tenaga sales, seorang Supervisor membagikan kertas kosong dan ballpoint. Setelah semuanya memegang kertas dan ballpoint, Supervisor tadi memberi instruksi: “Silahkan gambar sesuatu pada kertas itu!”.
“Apa yang harus saya gambar?” Tanya salah seorang sales. “Boleh gambar apa saja, Pak?” Tanya yang lain
“Silahkan gambar apa saja. Saya beri waktu 1 menit”, jawab Supervisor.
Dalam hitungan satu menit, kertas-kertas kosong tadi sudah berisi gambar-gambar. Ada yang menggambar gunung, gambar rumah dan gambar lainnya.
“Apa alasan Anda menggambar gunung?” Tanya Supervisor kepada salah seorang Sales. “Saya sangat suka dengan pemandangan gunung, sehingga gambaran gunung itulah yang langsung muncul dalam pikiran saya”, jawabnya. Semua sales mengemukakan alasan mereka menggambar.
“Melalui game ini saya bermaksud mengajarkan kepada Anda tentang pentingnya sebuah gambaran atau objek gambar yang tadi Anda gambar. Begitu Anda menentukan objek gambar apa yang akan Anda gambarkan, pikiran Anda berfokus pada apa yang ingin Anda gambar dan tangan Anda bergerak secara spontan menuangkan sketsa gambaryang ada dalam pikiran Anda.” Jelas sang Supervisor.
“Hubungannya dengan pekerjaan Anda saat ini adalah jika Anda ingin sukses buatlah gambaran / target yang ingin Anda capai. Kalau Anda sudah menentukan apa yang ingin Anda capai, maka segenap potensi yang Anda miliki baik otak, pikiran, panca indera dan anggota badan Anda akan bersama-sama melakukan tugasnya mewujudkan gambaran tersebut. Jadi, buatlah gambaran keberhasilan Anda sekarang juga.INNAMAL A'MALU BINNIYAAT”, tutup sang Supervisor.
Semoga bermanfaat

Kamis, 08 Juli 2010

MOTIVASI SALES 1 : BELAJAR FOKUS DARI LOMBA LARI


Fokus adalah memusatkan segenap kemampuan dan potensi yang dimiliki pada target/sasaran yang ditetapkan. Tidak akan ada kesuksesan mencapai target/sasaran yang telah ditetapkan kalau kita tidak fokus. Orang yang fokus pada target/sasaran, dia tidak akan membagi pikiran, tenaga dan waktunya dengan hal lain sebelum mencapai target yang ditujunya. Bagaimana Anda bisa FOKUS? Mari belajar fokus dari game lomba lari berikut:

Ajaklah seorang teman Anda untuk beradu cepat lari dengan Anda. Jaraknya 50 meter aja cukup. Setelah posisi Anda berdua siap beri aba-aba, misalnya 1-2-3 start! Siapa yang lebih cepat, Anda atau teman Anda?
Sekarang Anda ajak kembali teman Anda beradu cepat lari dengan jarak yang sama, tapi dengan peraturan sebagai berikut:
•Orang yang KALAH pada lomba lari pertama berlari dengan cara yang sama pada saat lomba lari pertama
•Orang yang MENANG pada lomba lari pertama tidak boleh berlari dengan cara yang sama pada lomba lari pertama tetapi harus berlari dengan cara membuka kedua kaki lebar-lebar (istilah sunda: nyangegang).
Setelah posisi Anda berdua siap, beri aba-aba 1 s.d 3 dan start bersamaan. Kira-kira siapa yang akan memenangkan perlombaan kedua? Pengalaman saya, pelari dengan cara pertamalah yang akan memenangkan perlombaan.

Pembaca, game ini memberikan pelajaran berharga bahwa:

1.Pada lomba lari pertama, dua orang yang memiliki potensi berbeda dan keduanya mengerahkan segenap potensinya (kemampuan berlari) untuk mencapai target yang sama (50 m) maka hasilnya orang yang memiliki potensi yang lebih unggul yang akan lebih cepat mencapai target atau memenangkan perlombaan.
2.Pada lomba lari kedua, orang yang memiliki potensi yang lebih unggul tetapi dia tidak fokus karena potensinya terbagi dua atau lebih target (misalnya bekerja di dua atau lebih tempat) maka dia dapat dikalahkan oleh orang yang memiliki potensi lebih rendah dari dia, tetapi bekerja fokus.

Semoga bermanfaat.

MO SUKSES? FOKUS AJA!!


Fokus adalah memusatkan segenap kemampuan dan potensi yang dimiliki pada target/sasaran yang ditetapkan. Tidak akan ada kesuksesan mencapai target/sasaran yang telah ditetapkan kalau kita tidak fokus. Orang yang fokus pada target/sasaran, dia tidak akan terpengaruh oleh halangan ataupun rintangan saat dia berupaya mencapai target yang ditujunya. Bagaimana Anda bisa FOKUS? Berikut beberapa game yang bisa Anda lakukan sendiri atau bersama tim Anda. Oh iya game ini saya peroleh pada session motivasi saat saya bekerja sebagai Agen Direct Selling di sebuah distributor buku.

Silahkan Anda berdiri berhadapan dengan teman Anda, jaraknya kurang lebih 2 meter. Kemudian Anda angkat dan acungkan telunjuk kanan Anda di depan wajah Anda dengan jarak 1 (satu) siku. Pusatkan perhatian Anda pada teman Anda yang berdiri di depan Anda. Lihat wajahnya. Perhatikan matanya, bentuk alisnya, hidungnya, tahi lalatnya, kumisnya atau bahkan warna kancingnya. Sekarang jawablah pertanyaan ini: Pada saat Anda memperhatikan teman Anda dengan detil, apakah telunjuk Anda terlihat jelas? Atau mengganggu pandangan Anda? Pengalaman saya, telunjuk yang ada di hadapan saya waktu itu sama sekali tidak menghalangi saya untuk memperhatikan detil teman saya. Bahkan seakan-akan telunjuk itu hanya berupa bayangan/tirai tipis atau saking fokusnya kita melihat teman, telunjuk itu seakan-akan tidak ada.

Masih pada posisi semula dengan telunjuk di depan wajah Anda, coba perhatikan dengan seksama detil telunjuk Anda. Perhatikan sidik jarinya, kukunya panjang atau pendek, bersih atau kotor, dan apa saja keunikan pada jari yang Anda miliki. Sekarang jawablah pertanyaan ini: Pada saat Anda memperhatikan detil telunjuk Anda, apakah detil teman Anda terlihat jelas? Pengalaman saya, jangankan detil mata, hidung, atau kumisnya keberadaan tubuhnya saja menjadi kabur.

Pembaca, dalam game ini teman Anda yang lebih besar dari telunjuk Anda adalah perumpamaan dari kesuksesan besar yang ingin Anda capai. Sedangkan telunjuk adalah perumpamaan dari rintangan/halangan yang akan Anda temui saat berusaha mencapai target besar tersebut. Jika Anda fokus pada target/sasaran Anda, halangan/rintangan itu akan terasa kecil bahkan terasa tidak ada. Namun jika Anda lebih fokus pada halangan/rintangan, kesuksesan itu sendiri yang akan menghilang dari pandangan Anda. Semoga bermanfaat.