Kamis, 28 Oktober 2010

JANGAN KHAWATIRKAN REZEKIMU, ALLAH TELAH MENGATURNYA KOQ! TAPI JANGAN DIAM, TERUSLAH BERIKHTIAR NANTI ADA BONUS LHO!

Cerita I: BUKAN REZEKI PENGEMIS

Lampu kuning diperempatan jalan Lodaya-BKR menyala, saya perlahan menginjak rem dan mobil pun berhenti. Ada 5 mobil dan beberapa motor di depan. Serentak dari pinggir jalan beberapa pengemis jalanan menghampiri kendaraan yang berhenti dan melemparkan kekumalan serta wajah yang menghiba. Tidak ada kata yang terlontar dari mulutnya hanya tangan yang menjulur dan menengadah. Tatapan memelas namun tajam mencoba merobek tirai kebakhilan yang terpancar dari para pengendara.

Saya melihat ada satu dari sekian pengemis yang menurut pandangan mata layak dikasihani dan diberi shodaqoh. 1 lembar uang sudah berpindah dari saku kemeja ke telapak tangan. Ada rasa bangga akan bisa berbuat baik hari ini. Sudah terbayang bagaimana pengemis itu akan terlihat bahagia dan berkata “terima kasih Pak”.

Satu demi satu pengendara motor dan mobil dihampiri oleh Pengemis itu. Entah karena sampai mobil ketiga di depan saya dia tidak mendapat belas kasihan, dia tidak menghampiri mobil keempat dan mobil saya. Dia langsung ngeloyor kepinggir sebelah kiri dengan wajah kecewa padahal masih ada kesempatan sebelum lampu hijau menyala untuk menghampiri mobil saya. Saya kecewa juga, tetapi tangan ini tidak refleks memijit klakson. Dan lampu pun menyala hijau…perlahan gas saya injak..mobil melaju perlahan dan saya lihat pengemis itu sudah melupakan kekecewaannya dengan bercanda dengan teman-teman senasib…

Apa yang dapat Anda simpulkan dari kejadian ini?

Cerita II : TERNYATA REZEKI ITU BEGITU DEKAT

Suatu hari dimasa yang lalu, pada saat saya sedang sangat susah-susahnya…pagi-pagi sebelum berangkat kerja, istri saya bilang sudah tidak ada beras dan tidak punya uang untuk membeli beras dan untuk nge-Bon ke warung tetangga tidak ada keberanian karena nggak pasti punya jaminan untuk membayarnya. Yang ada hanya sepiring nasi sisa kemarin sore. Saya memeriksa dompet. Ada 2 lembar uang ribuan. Saya berikan seribu kepada istri “buat beli kerupuk” sebagai lauk pauk makan siang. Seribu hanya cukup untuk ongkos 1 kali jalan ke tempat saya biasa mengambil buku untuk dijual.

Seharian saya berjualan buku, door to door mengetuk setiap pintu perkantoran yang saya lewati. Dari pagi sampai sore, buku hanya terjual 1-2 buku dengan keuntungan hanya cukup untuk ongkos pulang ke tempat pengambilan buku atau ongkos pulang langsung ke rumah. Ya Allah…, saya hanya bisa menarik nafas panjang dan sedih.. bagaimana saya bisa menafkahi keluarga sore dan esok hari. Saya putuskan untuk tidak kembali ke tempat pengambilan buku tapi langsung pulang dengan niat mengembalikan buku esok hari.

Sesampai di rumah saya, belum sempat saya duduk, istri saya bilang bahwa tadi siang ada teman saya datang mo beli buku dan kalau saya pulang diminta menemuinya. Tanpa harus beristirahat saya langsung ke tempat teman tersebut. Alhamdulillah beberapa buku dibelinya dan saya mendapatkan keuntungan yang bisa memenuhi kebutuhan nafkah sore dan esok hari serta ongkos untuk berikhtiar lagi… Coba kalau saya tahu teman saya mo beli buku sebanyak itu, mungkin saya tidak harus keliling seharian door to door tanpa hasil. Tapi itulah KEHENDAK ALLAH. Mungkin Allah hendak menggugurkan sebagian dosa saya atau ingin mendengar saya menyebut namanya "Ya Alloh, Ya Robbii"

Apa yang dapat Anda simpulkan? Semoga bermanfaat!