Selasa, 28 Desember 2010

AKHIRNYA ADIKKU DIWISUDA

Masih teringat dan terasa kesedihan saat adikku yang paling kecil tidak bisa meneruskan studinya ke jenjang SMA. Saat itu aku baru lulus Sarjana tetapi belum mendapatkan pekerjaan yang mapan. Jangankan menyekolahkan adik, untuk kebutuhan keluarga yang baru kubangun pun teramat berat.

Tahun 2006 adikku itu ikut bekerja di perusahaan penerbitan tempat aku bekerja sebagai Office Boy dan gudang. Dengan latar belakang ijazah SMP tentu saja gajinya kecil. Kadang dia mengeluh dan ada keinginan untuk berhenti bekerja dan bekerja di pabrik yang gajinya lebih besar. Aku berusaha memberikan dorongan bahwa kalau mau naik gaji, dia harus mau melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti sekolah persamaan SMA. Dia mengerti penjelasanku dan akhirnya masuk sekolah persamaan SMA. Satu tahun dengan sisa tenaganya sehabis seharian bekerja, Adikku sekolah dari jam 17.00 dan pulang ke rumah jam 22.00. Kadang dia mengeluh, tetapi keinginannya untuk berkembang membuat dia bertahan sampai lulus.

Ketika Ijazah SMA diajukan ke perusahaan, gajinya pun meningkat. Dengan meningkatnya gaji, Adikku merasakan perjuangannya tidak sia-sia. Dia pun berpikir untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Saat itu aku memberikan pilihan-pilihan kemana Adikku harus memilih studi. Akhirnya Adikku memilih D3 Program Komputer Akuntansi di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Komputer. Kembali perjuangan berat dilakoninya. Setiap hari sepulang bekerja jam 17.00 sampai jam 22.00 dia harus kuliah. Selama tiga tahun pula, dalam 3 hari gajinya ludes untuk biaya kuliah. Dia tetap bertahan…sampai akhirnya tanggal 28 Desember 2010 jerih payahnya dibalas dengan kebahagiaan, Adikku pun diwisuda dengan tambahan gelar Ahli Madia dibelakang namanya.

Aku berharap semangat adikku ini dapat terwarisi oleh anak-anakku, terutama perlunya keinginan yang kuat untuk berhasil