Kamis, 25 November 2010

MENJADI MANUSIA BERMANFAAT

Ma Nunung, demikian orang menyebut nenek berusia 87 tahun itu. Di usianya yang sudah senja, beliau masih terlihat sehat dan tangkas. Setiap orang, terutama ibu-ibu, sangat senang apabila Ma Nunung bertandang ke rumahnya. Apalagi bila beliau mau mencicipi hidangan yang disajikan. Tutur katanya yang lembut serta sopan membuat orang menaruh hormat kepadanya.

Setiap orang, terutama ibu-ibu, merasa berhutang budi kepada Ma Nunung. Bagaimana tidak, bila ada yang melahirkan atau ada ibu-ibu yang meninggal dunia pastilah Ma Nunung yang dicari. Ini karena Ma Nunung punya keahlian dalam mengurus penguburan plasenta (bali bayi istilah sundanya) dan memandikan serta mengkafani jenazah perempuan. Ma Nunung akan datang tergopoh-gopoh bila ada orang yang meminta bantuan kedua hal tersebut. Jika ada yang melahirkan, ucapan syukur dan pujian akan meluncur dengan derasnya. Apabila ada yang meninggal, ekspresi kesedihan akan tergambar dari wajah dan matanya serta nasihat kesabaran akan terucap dari lidahnya.

“Ayah, Ma Nunung meninggal dunia”, kata istriku ketika Aku baru saja memarkirkan motor di teras rumah sepulang bekerja. Berita ini sangat mengagetkan. Aku tidak yakin sebelum aku berkunjung langsung ke rumah beliau. Ternyata benar, Ma Nunung telah meninggal dunia sekitar jam 5 sore. Menurut putra dan tetangga terdekat, tidak ada tanda-tanda Ma Nunung akan meninggal hari itu. Karena pagi harinya, Ma Nunung sibuk mendatangi sanak saudara dan tetangga dekat memberitahu sekaligus mengajak untuk mengantar pernikahan cucunya esok hari. Saat mengundang beliau terlihat sehat dan penuh kebahagiaan. Tetapi sore hari, entah karena masuk angina atau apa beliau minta dikerokin… Dan pada saat dikerok itulah beliau merasa pusing dan meninggal dunia.

Ma Nunung bukanlah seorang ustadzah. Tetapi kematian beliau menghentak dan mengagetkan banyak orang. Berbondong-bondong orang datang bertakziah seperti layaknya jika seorang ustadz/kyai meninggal dunia. Terdengar orang-orang berkata: “Siapa yang akan menggantikan Ma Nunung?” Masih bingung dan belum ada jawabnya. Karena pekerjaan Ma Nunung itu perlu keikhlasan yang luar biasa. Mengurus Plasenta (bali bayi) yang berbalut darah bagi sebagian besar orang, terutama ibu-ibu, menjijikkan. Mengurus mayat bagi sebagian orang, terutama ibu-ibu, menakutkan. Semua orang berharap akan ada yang bisa menggantikan peran Ma Nunung. Semua orang berdoa semoga segala amal kebajikan Ma Nunung dibalis dengan Rahmat dan Maghfirah Allah SWT di alam kubur juga di yaumil akhir.

Pembaca, belajar dari kematian Ma Nunung, akankah kematian kita ditangisi banyak orang? Akankah orang bertanya “Siapa yang dapat mengganti peran “kebajikan” kita saat kita meninggal? Jika Anda menginginkannya maka jadikan Anda orang yang memberi manfaat bagi orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia.

Tidak ada komentar: