Jumat, 25 Juni 2010

KEJARLAH MIMPIMU, SEPERTI ABU NAWAS

Pernah dulu sewaktu kecil saya baca disebuah majalah anak cerita seseorang yang mengejar mimpi. Saya lupa nama tokoh itu, tapi sebut saja Abu Nawas biar dekat di hati Anda. Konon dalam keadaan paceklik, serba kekurangan Abunawas bermimpi. Dalam mimpinya ia diperintah seorang Kakek untuk pergi ke suatu tempat di negeri Mesir untuk mengambil harta karun. Jarak negeri Mesir dari kampong Abu nawas harus ditempuh dengan berjalan kaki bisa 1 bulan. Kebayangkan jauhnya. Abu Nawas tidak percaya. Tetapi mimpi itu berulang kali dialaminya. Akhirnya ia pun membulatkan diri untuk berangkat. Dengan perbekalan seadanya dan tentu saja dengan berjalan kaki ia berangkat ke negeri Mesir.
Tidak diceritakan perjalanan yang memprihatinkan yang dilakukan oleh Abu Nawas. Singkat cerita ia sampai di tempat yang disebutkan kakek dalam mimpinya. Tidak membuang waktu Abu Nawas segera mencari harta karun itu. Batu-batu diangkat, lubang-lubang dia rogoh, semak-belukar dia bongkar. Seharian dia tidak menemukan apa pun. Kesal, marah, menyesal melingkupi hatinya dan dia pun menangis.
“Siapa kamu ki sanak, kok menangis segala?” tiba-tiba seseorang telah berdiri di dekatnya.
Kemudian Abu Nawas menceritakan perihal mimpi dan maksud kedatangannya ke tempat itu.
“Ha..ha..ha.. kenapa kamu bodoh ki sanak, mimpi saja kamu percayai”, kata lelaki itu mencemooh.
“Dulu saya pernah bermimpi seperti ki sanak. Seorang kakek menyuruhku untuk pergi ke sebuah dusun di negeri Baghdad. Katanya carilah di dusun itu sebuah sumur kering disamping sebuah rumah tua yang hampir roboh. Kamu akan menemukan harta karun yang tidak terhingga. Untung saja aku tidak melakukan tindakan bodoh seperti ki sanak”, ceritanya penuh bangga.
Abu Nawas terperanjat. Bukankah kampung di negeri Baghdad itu kampungnya? Bukankan sumur kering dan rumah tua itu miliknya? Tanpa pikir panjang Abu Nawas berkemas dan berpamitan pulang kepada orang itu. Orang itu heran…
Tidak diceritakan perjalanan pulang Abu Nawas, yang tentu saja memprihatinkan. Singkat cerita setibanya di rumahnya, Abu Nawas segera menuju sumur kering miliknya. Dengan menggunakan tangga tali dia menuruni sumur itu. Setibanya di dasar sumur dia terkesima, sebab kilauan emas permata bertumpuk di sana….

Dari cerita anak ini, adakah pelajaran yang dapat Anda tarik? Bagi saya ada:
1.Ciptakan mimpi, cita-cita, target, jangan bosan-bosan
2.Kejarlah dan tebuslah mimpi itu dengan ikhtiar, kalaupun ikhtiar itu memprihatinkan
3.Boleh jadi kesuksesan itu ada di dekat Anda, hanya saja Anda perlu perjuangan dan orang yang menunjukkan dengan tepat bagaimana kesuksesan itu bisa dicapai
4.Pastikan kilau emas permata kesuksesan di depan mata Anda

Tidak ada komentar: