Suara percakapan dari ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan itu tiba-tiba terhenti ketika ucapan salam terucap dari sang pengundang rapat, Bapak Ketua Koperasi.
“Bapak dan Ibu anggota Koperasi, sebagaimana telah dimaklumi bersama beberapa hari yang lalu Koperasi kita terkena musibah. Pada saat Ibu Atih selaku pengelola kegiatan simpan pinjam koperasi mengambil uang dari Bank untuk memenuhi pinjaman anggota, Beliau terkena hipnotis sehingga hampir seluruh saldo simpanan koperasi di Bank terkuras habis. Untuk kejelasannya saya akan sampaikan kronologis kejadiannya” Kata Ketua Koperasi. Suaranya begitu serak, kesedihan terpancar dari wajahnya. Kemudian beliau membeberkan kronoligis kejadian. Sesekali tangisan yang ditahannya meledak pada saat beliau membeberkan kejadian. Sebagian besar peserta pertemuan turut hanyut dalam kesedihan.
“Kalau dihitung, kerugian materi koperasi itu sangat besar bagi kita, hampir Rp. 60 juta. Namun saya masih bersyukur karena Ibu Atih tidak diapa-apakan oleh komplotan penghipnotis itu. Coba kalau Ibu Atih dibunuh atau dibuang di suatu tempat, mungkin akibat dari musibah ini akan lebih berat lagi. Sekarang marilah kita bicarakan bersama apa solusi terbaik untuk mengatasi kerugian koperasi yang kita cintai ini” ucapnya mengakhiri paparan kronologis kejadian. Sejenak hening..tetapi kemudian terdengar percakapan-percakapan kecil dari ibu-ibu yang saling bersebelahan.
“Bagaimana kalau setiap anggota menyumbangkan sebagian tabungannya untuk menutupi kerugian itu” saran Pak Haji.
“Saya mengusulkan kerugian itu diganti dari SHU saja, bisa seluruh SHU dibayarkan atau sebagian SHU sampai lunas” usul Pak RW
“Saya setuju saran Pak Haji dan Pak RW, tapi yang penting setiap akhir tahun meski jumlahnya lebih sedikit, pemberian bingkisan sembako dari SHU tetap ada” timpal seorang ibu.
“Bagaimana semuanya setuju? Kalo setuju silahkan Bapak dan Ibu mengisi formulir sumbangan yang telah kami sediakan. Masalah pembagian SHU, besarannya akan pengurus bicarakan dan disampaikan kepada anggota” Simpul Ketua Koperasi.
Acara ditutup dan semua pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. Pengurus lega karena anggota tidak menuntut pengurus harus mengganti kerugian. Anggota lega karena SHU akan tetap kebagian.
Dari kisah nyata tersebut ada beberapa hikmah yang dapat penulis simpulkan:
1. Sebuah musibah akan terasa lebih ringan bebannya jika kita membandingkan dengan musibah lain yang lebih berat andai musibah terjadi. Dalam cerita itu musibah kehilangan uang Rp. 60 juta menjadi lebih kecil nilainya jika dibandingkan pengurus koperasi yang dihipnotis itu dicederai, dibunuh atau dibuang ke tempat yang tidak diketahui.
2. Sebuah masalah (musibah) akan lebih mudah diatasi jika diatasi bersama-sama. Minimal banyak orang yang memberikan masukan.
3. Bagaimana kesimpulan Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar