Senin, 28 Juni 2010

JANGAN KECEWAKAN IBUMU!! ATAU SEMPIT REJEKIMU!!


Suatu hari, dua minggu menjelang datangnya bulan Ramadhan, seorang Ibu berkunjung ke rumah salah satu anaknya. “Nak, Ibu berharap kamu dan anak istrimu datang pada hari munggahan (1 hari sebelum Ramadhan) untuk makan bersama. Ini pesan dari Bapakmu sebelum meninggal beberapa bulan yang lalu. Bapakmu telah ikut tabungan munggahan berupa daging ayam, yang katanya ingin kumpul anak cucu di hari munggahan. Meskipun Bapakmu sudah meninggal, Ibu berharap keinginannya terlaksana” pintanya. “Insya Allah Bu, saya akan sangat memperhatikan hal ini”, jawab sang anak.
Dua hari menjelang hari munggahan, sang anak yang kerjanya sebagai sales buku membaca informasi seminar di Koran yang pelaksanaanya pada hari Munggahan. Acaranya sangat bagus, dihadiri oleh pembicara yang terkenal dan setelah dihubungi panitianya bilang juga dihadiri oleh banyak peserta. Panitia seminar mempersilahkan dia untuk menggelar bazaar di acara tersebut. Harapan bisa menjual buku dalam jumlah banyak dan tentu saja keuntungan penjualan, membuat dia LUPA bahwa hari seminar itu adalah HARI MUNGGAHAN. Hari dimana dia telah membuat janji dengan ibunya.

Di hari Munggahan dia berangkat dengan 1 dus penuh buku yang sangat sesuai dengan tema seminar. Dia optimis akan terjual banyak buku. Doa restu dari istri dan anaknya diminta. Tetapi dia BENAR-BENAR LUPA, hari itu hari Munggahan, hari perjanjian dengan Ibu dan tentu saja dengan Bapaknya yang telah almarhum.

Acara seminar berlangsung, peserta banyak dan yang menggelar bursa buku cuma dia seorang. TIDAK ADA ALASAN buku tidak akan terjual. Dari pagi sampai acara seminar, dari sekian banyak peserta hanya satu dua orang yang peduli dan tertarik dengan buku yang digelar. Hasilnya CUMA 1 BUKU terjual. Cuma 5000 perak keuntungan yang dia dapat cukup untuk mengganti bensin motor saja. Dia pulang dengan kecewa…………
Tapi sampai dia tertidur dalam kelelahan dia BENAR-BENAR LUPA dengan janji kepada Ibunya, bahkan tidak sempat menelpon atau SMS. Dia larut dalam kekesalan tidak adanya penjualan.

Esok harinya, ditempat dia bekerja dia bertemu adiknya yang sama-sama bekerja di situ. “A.., kemarin Ibu sangat marah dan kecewa karena AA sekeluarga tidak datang. Sudah letih beliau memasak dan berharap anak, menantu dan cucunya bergembira bersama ternyata sampai sore AA dan keluarga tidak datang. Nelpon tidak, SMS tidak” kata adiknya.

“Buk!!!” serasa ada yang menghantam dadanya. Perasaan bersalah..Terbayang wajah kecewa ibunya, wajah marah bapaknya ……..Ya Rabb, hamba-Mu ini telah lalai dan mengecewakan manusia yang diamanatkan oleh-Mu untuk dihormati dan dijaga keridhoannya….

Dia segera berkemas, tancap gas motor menuju rumah ibunya. Tersungkur dia dipangkuan ibunya..air mata mengalir…terbata-bata menyampaikan permohonan maaf. Sang Ibu diwajahnya masih tampak jelas kekecewaannya…lambat tapi pasti bibirnya bergumam….”Nak, Ibu maafkan kamu…”

Pembaca, coba Anda perhatikan adakah hubungan antara kekecewaan Ibu dengan tersumbatnya pintu rejeki pada anak itu di hari Munggahan? Bagi saya ADA. Jadi berusahalah senantiasa menjalin silaturahmi dengan orang tua Anda, jaga perasaannya, jungjung kehormatannya, senatiasa doakan untuk keselamatan dunia dan akhirnya. Bisa jadi Anda akan masuk golongan ORANG YANG DIBERI REJEKI OLEH ALLAH TANPA BATASAN. Allohu yarzuqu man yasyaa u bigoiri hisab. Ridho Allah ada pada keridhoan Ibu Bapak, Murka Allah ada pada kemurkaan Ibu Bapak (sejauh Ridho dan murkanya ada pada jalan/hal yang benar) Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: