Rabu, 30 Juni 2010

MO SUKSES? MAKSIMALKAN LOBI KEPADA ALLAH


Dalam rapat evaluasi penjualan tahun itu, seorang manajer pemasaran memaparkan hasil pencapaian target penjualan. Data-data disajikan, catatan aktivitas disampaikan. Semua yang dilaporkannya itu mendukung kenapa penjualan tahun itu tidak mencapai target. Laporan itu ditutup dengan kata-kata spiritual : Saya telah bekerja keras, inilah hasil maksimal yang dapat saya capai. Manusia hanyalah berusaha, Tuhan yang menentukan. Seluruh direksi manggut-manggut terpesona dengan paparan sang manajer dan tersentuh dengan kata penutup itu.

Pembaca, mungkin Anda akan setuju dengan apa yang disampaikan oleh sang manajer itu, terutama kata penutup, yaitu hasil yang telah dicapai itulah rezeki yang diberikan Allah. Karena Allah SANG MAHA PENENTU, SANG PEMBERI REZEKI.

Tapi belakangan ini ada pertanyaan yang cukup mengganggu pikiran saya. Apakah ingat kepada Allah itu hanya pada saat “Hasil sudah dicapai? “ Pertanyaan saya kepada sang Manajer “Lobi/upaya pendekatan apa yang telah dia lakukan kepada Allah selama 1 tahun berjalan agar targetnya tercapai? Sudahkah ia memulai semua pekerjaannya dengan Bismillahitawakkaltu‘alallah? Sudahkah agar Allah memudahkan usahanya mengejar target, dia berdoa dan melaksanakan shalat tahajud , shalat dhuha shalat hajat atau mungkin puasa sunnat? Lebih luas lagi pertanyaan itu bukan hanya tanggung jawab sang manajer saja untuk menjawabnya, tetapi semua karyawan dan pimpinan (direksi) yang menyandarkan rejekinya dari keberlangsungan perusahaan itu.

Bagaimana kesimpulan Anda? Kalau saya menyimpulkan:
Ketika target sukses tidak tercapai pasti ada yang salah. Kalau usaha/ikhtiar baik promosi atau penawaran sudah maksimal pasti yang salah adalah LOBI KITA kepada Allah. Tapi Kalau upaya lobi kita kepada Allah sudah maksimal, namun tetap belum mencapai target, PERCAYALAH Allah akan mengakumulasinya dimasa yang tepat sehingga kesuksesan kita menjadi berlipat. Semoga bermanfaat.

1 komentar:

ELMUSA mengatakan...

Tulisan ini bisa menjadi renungan saya